Text Widget

Laporkan Penyalahgunaan

Blog Archive

Categories

Popular Posts

Pages

BTemplates.com

Blogroll

Blogger templates

Blogroll

Unordered List

LATEST POSTS

Langsung ke konten utama

Menyandang status perempuan by Nisah Ar

Banyak orang disekeliling kita sering mempersalahkan "Perempuan" Aku sebagai orang yang menyandang status perempuan agak risih dengan statement orang-orang yang seringkali memperdebatkan perempuan. Apakah perempuan selemah dan serapuh itu kah ?  Atau perempuan adalah sebatas gender nya doang yang kalau udah tamat kuliah terus wisuda habis itu nikah, punya anak, dirumah ?? 

Orang-orang kita ini masih banyak mempermasalahkan gender seseorang,  katanya perempuan itu harus kalem, perempuan itu harus lembut seperti putri solo, perempuan itu harus manut-manut aja, perempuan itu harus seperti ini dan seperti itu, makin kesini aku makin mengerti "oh ternyata orang-orang kita masih memiliki ekspetasi gender yang berlebihan terhadap seseorang ". Mau seperti apapun yang di jalanin perempuan  itu sudah jadi dirinya sendiri, kenapa ada orang-orang yang ingin ekspetasi nya selalu terwujud, sedangkan si perempuan ini gak pernah ganggu mereka. Sebenarnya orang-orang tipikal yang seperti ini kadang selalu banyak menuntut ekspetasi nya supaya terwujud,  what's wrong ?  Pokoknya jangan ganggu kita aja, kita gak bakalan ganggu kamu kok.


"Bagaimana dengan perempuan yang sering merasa dirinya insecure terhadap sesuatu"

sosial media jadi salah satu platform terbesar yang menjadi tingkat insecurity seseorang, semakin sering main sosmed,semakin ngeliat dan nge-scroll beranda instagram atau ngeliat postingan orang lain kok kayak  nya gak ada nih  yang kurang dari mereka. nah sedangkan kamu selalu Mempermasalahkan kenapa gini-gini doang gawean nya, apa yang udah aku kerjain gitu.
sosial media itu adalah tempat seseorang memamerkan apa yang mereka achieve, dan kamu cuma liat yang senang-senang nya aja, orang-orang mana mau memperlihatkan keburukan nya mereka yang ada yang bagus-bagusnya aja padahal belum tentu, bisaaja kemarin-kemarin mereka gak produktif dan hari ini mereka produktif. 

permasalahan yang jadi insecurity itu adalah kurang nya self love. Ngeliat beauty vlogger yang lagi ngeriview brand-brand makeup yang mereka pakai, terutama perempuan ngerasa makeup yang mereka pakai itu gak sesuai dengan brand yang di pakai dengan beauty vlogger, padahal makeup yang udah ada atau yang mereka pakai itu udah cukup, nah karena ngeliat si vlogger tadi si cewek jadi ngerasa insecure ngerasa gak percaya diri dengan dirinya.


tuh kan gue jadi insecure ngeliat feed instagram orang-orang , apalagi ngeliat beauty vlogger!


kalau dari aku sendiri buat ngurangi tingkat insecure lebih baik aku kurang-kurangin buat main sosial media, bukan berarti gak main, main sih main cuma di kurangin aja, terus jangan terlalu sering ngeliat feed orang, karena bisa bikin insecure kamu makin jadi, tapi balik lagi ke diri masing-masing kalau kamu tahan dengan gak main sosmed atau dikurang-kurangin aja well silahkan, tapi kalau kamu pengen nya tetap stay main sosmed dengan segala drama nya didalam sana well silahkan juga, gak masalah back to your self. 


"merasa kurang cantik dengan standar kecantikan jaman sekarang"




Perempuan juga sering merasa insecure dengan standar cantik yang dibuat oleh media, yang katanya perempuan yang cantik itu adalah yang kulitnya putih, badan nya tinggi dengan berat badan yang profesional  atau body goals, sedangkan perempuan yang tidak cukup dengan itu semua merasa ada yang kurang dengan dirinya ada aja yang mau di obrak-abrik dari bentuk aslinya, misalnya ada yang tanam benang, sulam alis, bahkan ada yang merubah bentuk tubuhnya (operasi plastik). Pada hakikatnya perempuan itu semuanya cantik, cuma bagaimana cara mensyukuri aja apa yang sudah ada pada dirinya, kalau ganteng mah cowok. 

kalau dari aku sendiri, cantik itu relative tergantung mata siapa yang melihatnya, cantik itu gak harus putih, tinggi, body goals, cantik itu ada dalam diri yang bersyukur dengan apa ada dirinya, tanpa merubah bentuk asli dari apa yang udah dikasih. beda dengan perawatan, kalau kalian pengen perawatan ya gak masalah itu salah satu bentuk self love buat diri sendiri kan,jadi stop buat ngeliat dan mendefinisikan standar cantik yang ada di media, be your self.


aku pernah dengar argumen diatas.

sebagai yang menyandang status perempuan, gak heran argumen seperti yang diatas sering dijadikan standar kecantikan di era sekarang, apalagi skincare dengan brand-brand ternama semakin membludak ditambah lagi beauty vlogger yang me-review nya, semakin bertambah tingak insecure seorang perempuan.
Katanya "Gak glowing gak dihargai" argumen ini sudah jadi buah bibir disetiap kalangan, apalagi kalau si cewek berpenampilan biasa-biasa aja, gak make-up atau gak glowing gak dihargai boss!! 
aku pernah ngeliat salah satu video yang ngomongin tentang "Gak glowing gak dihargai" di video itu si cewek awalnya biasa-biasa aja, terus pas si cewek ber-makeup tenyata jadi glowing, wadawww! hidup keras, gak glowing gak dihargai. Tapi setelah aku ngeliat video yang berdurasi 15 detik itu ternyata impact nya terhadap perempuan semakin drastis, banyak perempuan yang pemikiran nya jadi gak percaya diri dengan dirinya. 
jadi ingat waktu  noton film imperfect, film ini menceritakan tentang body shaming atau mempermalukan bentuk tubuh orang lain

" ih,, kok kamu gendutan sih sekarang banyak nih makan nya "

" kamu kurusan ya sekarang, kenapa ? kebanyakan makan ati ?? "

" itu tuh pipi kamu tembem banget deh " 

"kayak nya kamu harus perawatan deh, agak kusam ya muka kamu sekarang, jerawatan lagi "

apapun yang mejadi persoalan si perempuan selalu menjadi sorotan, apalagi ngomong nya dihadapan orang banyak jatuh nya sama aja mempermalukan orang. kalau gak tau dengan urusan mereka dengan bentuk tubuh nya mereka atau wajah mereka yang chubby, yang jerawatan, lebih baik diam aja dari pada si cewek malah nambah tingkat insecure nya. Kadang omongan kita itu bisa jadi down buat mereka yang tubuhnya jadi pusat perhatian. 


"Perempuan berpendidikan /Berkarir dan ibu rumah tangga"




ini adalah salah satu pembahasan yang menarik bagi aku, kenapa menarik ? banyak yang sudah membahas tentang perempuan yang berpendidikan atau berkarir dan ibu rumah tangga. jadi pada hakikatnya perempuan itu bisa melakukan peran yang sedang mereka jalani, perempuan bisa menjalani pendidikan sambil kuliah, perempuan  bisa berkarir atau bekerja, perempuan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. sayang nya orang-orang kita sering mengeluarkan statement 

" ngapain sekolah tingi-tinggi entar ujung-ujung nya juga ke dapur"

" udahlah, gak usah terlalu berambisi jadi wanita karir, nanti bakalan ada yang nafkahi"

semakin aku ngeliat keluar, perempuan selalu terintimidasi dengan gelar pendidikan yang mereka dapat, katanya semakin pendidikan perempuan itu tinggi  semakin laki-laki takut atau segan dengan perempuan, ada lagi yang ngomong nya perempuan yang berpendidikan tinggi ingin menyaingi laki-laki.

kenapa orang-orang kita punya pemikiran yang begitu ? karena, pola pikir orang-orang kita (beberapa) masih terbawa budaya patriarki, dimana perempuan selalu di nomor duakan oleh si penganut patriarki tadi. semakin aku ngeliat keluar banyak perempuan disana yang terhimpit oleh budaya patriarki ini tapi kita ngomongnya soal pendidikan ya. Banyak yang beranggapan bahwa perempuan itu gak perlu sekolah tinggi-tinggi katanya toh yang menjadi pemimpin itu adalah laki-laki dan banyak juga yang beranggapan bahwa perempuan itu gak perlu punya karir yang bagus, karena toh yang mecari nafkah nanti juga laki-laki. 

Padahal berdasarkan Universal Declaration Of Human Rights yang di keluarkan oleh PBB tahun 1948, pendidikan adalah salah satu Hak Asasi Manusia bukan privilege, setiap orang siapapun dia apapun gendernya berhak mendapatkan pendidikan yang layak. 
jadi perempuan yang punya pendidikan yang tinggi bukan untuk menyaingi laki-laki, dan wanita yang berkarir pun bukan untuk gaya-gayaan dan bukan untuk menyaingi laki-laki, karena kita hidup bukan di zaman batu lagi semakin kedepan hidup semakin lanjut, dan perekonomian pun level nya semakin naik.


sayang loh sarjana nya, kok cuma jadi ibu rumah tangga ??


membicarakan konteks pendidikan gak afdol rasanya kalau cuma membicarakan dan menyinggung perempuan yang lebih memiilih menjadi ibu rumah tangga padahal ibu umah tangga yang berpendidikan, cuma mereka lebih memilih menjadi ibu rumah tangga ketimbang mereka bekerja diluar. 

bayangkan jika ada orang diluar sana yang mengkaitkan pendidikan seseorang dengan dia memilih menjadi ibu rumah tangga, sebenarnya kalau menurut aku setiap orang itu punya pilihan nya masing-masing, mau dia jadi ini jadi itu, memilih untuk gak bekerja dan lebih memilih manjadi house of wife, cuma sayang nya gak semua orang-orang kita punya pikiran yang independent. 

perempuan yang bekerja memang terlihat lebih keren dan lebih berwawasan karena mereka mostly sering bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang, bukan berarti menjadi ibu rumah tangga gak bisa melakukan hal  yang sama, ibu rumah tangga juga bisa melakukan nal tersebut, bisa sambil nyambik ngurus anak, bisa nyambik hangout juga bareng teman-teman nya, kan udah aku bilang di cerita diatas kalau perempuan itu bisa mengerjakan apapun dan bisa merangkap pekerjaan tergantung kalau si perempuan memang lagi gak hectic, lagi hectic pun kadang perempuan bisa mengerjakan sesuatu sambil menyambil.

perempuan memilih berkarir juga bukan untuk menyaingi laki-laki, konteks prempuan yang berkakrir disini lebih tepatnya mengarah ke perekonomian keluarga, itung-itung buat membantu suaminya. Mungkin orang-orang kita ada yang segelintir yang menyebut bahwa perempuan itu gak boleh punya karir yang bagus seperti yang udah aku ceritain diatas, balik lagi ke era sekarang di zaman yang serba digital ini kita juga harus melek teknologi, perkembangan sekrang semakin pesat, kehidupan dan perekonomian semakin hari semakin naik level, peran perempuan disini sangat membantu untuk menaikan derajat mereka. contohnya kayak tasya kamila :




selama aku hidup 23 tahun ini, aku selalu menanamkan dalam diri untuk jadi perempuan yang kuat, yang gak menye-menye, harus independent, tidak Harus mendengarkan orang lain berkomentar yang mereka sendiri belum tau, yang hanya mendengarkan dari perkataan orang , harus bisa mengandalkan dirinya sendiri dalam situasi apapun, dan selalu percaya dengan segala kemampuan yang dimiliki , akhirnya impact nya sekarang yang dapat, Aku gak musti harus mendengarkan orang-orang  ((( yang katanya))) masih dalam tanda tanya. 

tetap jadi perempuan yang mandiri, dan harus yakin dengan kemampuan yang kamu punya, kamu hebat dengan cara mu sendiri, kamu cantik dengan caramu sendiri, jangan terlalu mendengarkan komentar orang lain terhadap dirimu, kita semua adalah perempuan yang cerdas. 



Hello everyone, my name is Nisa, I am 23 years old, thank you for coming to my blog. This blog is about my thoughts about things that can be talked about here. so keep reading, thanks :)

Komentar