Cuitan seseorang
***
Semakin kesini aku ngerasa (beberapa) orang di sosial media kayak mengetahui segala bentuk visual yang mereka hanya kirologikan. Maksudnya kayak gini, kadang kita buat story bukan maksud buat nyindir siapa siapa lah yang ke sendiri siapa. Jadi ambigu! Dan lagi kebanyakan yang aku perhatikan kadang kita pengen bikin story berdasarkan apa yang kita pengen, kayak misalkan, aku suka dengan kata kata itu walaupun quotes nya agak sedikit menjorok ke hal yang sedih sedih, ke hal yang kayak nya "oh si dia ini lagi patah hati, pantesan story nya galau mulu"
Stoped! Please stoped. Buat story sedih atau quotes galau bukan berarti aku sedih, bukan berarti galau juga, bisa jadi quotes yang pengen aku upload buat story itu ya sesuai dengan keadaan gitu, ya aku pengen aja buat story gitu. Bukan berarti galau yang terlalu berlebihan, galau mungkin iya tapi galau nya disimpan aja gausah di pamerin di sosmed, yang ada entar jadi bahan tertawaan orang. Oh cuitan orang kan begitu kadang.
***
Di satu sisi lain, aku kadang sering overthinking dengan asumsi-asumsi orang sekitar, kadang asumsi orang itu gak nyambung alias jaka sembung bawak golok. Tapi aku pribadi, nanggepin nya "oh yaudah sih, itukan asumsi mereka dan orang pun juga berhak dengan asumsi dan opini nya mereka" Tapi balik lagi ke individu nya sih, kalau aku misalkan ada orang orang yang gak cukup tau tentang aku tapi mereka sok tau aku bilang nya gini "yang tau aku secara detail ya diri aku sendiri" Kenapa orang yang sibuk dengan aku gitu, toh juga tidak ada yang mengorek ngorek dan menjelekan kamu juga. Kadang cuitan orang sering gitu (lagi dan lagi)
***
Aku mau nanya sama kalian semua makna hijrah itu yang bagaimana ? Pandangan kalian dengan kata-kata hijrah itu yang gimana ?
Apakah dengan perempuan menggunakan hijab syar'i, apakah perempuan yang mengenakan niqab atau cadar ?
Kalau dari aku pribadi makna hijrah dari aku itu adalah bagaimana kita berproses menjadi pribadi yang lebih baik dari kita sebelum nya. Memang kaitan hijrah itu berat, hijrah itu berkaitan dengan jilbab nya harus memakai jilbab syar'i, sementara aku sendiri tidak menggunakan jilbab tersebut, dan aku pribadi pun tidak terlalu fanatik dengan makna hijrah harus menggunakan pakaian gamis sementara pakaian aku sendiri gak bergamis gitu. Hijrah berkaitan dengan tidak boleh pacaran, meanwhile aku sendiri pernah pacaran, ternyata disini aku sadar dan aku bilang dengan diri aku "kamu itu berjilbab, kamu itu solat, kamu ngaji, tapi kamu pacaran " Terus kapan kamu berusaha mau berubah nya ?
Dan lagi aku bilang, setiap orang punya cara untuk merubah diri nya menjadi lebih baik anggaplah dalam artian hijrah. Hijrah itu butuh step by step gak langsung jlebb, tiba tiba kamu bergamis, tiba tiba kamu jilbab nya syar'i, nikmatilah setiap proses yang kamu sendiri nyaman dengan proses itu tanpa harus mendengarkan cuitan orang.
***
Lagi dan lagi, yang sering jadi modus yang sering muncul ketika ada seseorang yang baru banget hijrah khusus nya perempuan, kadang yang aku lihat mereka berlabel syar'i, tapi mereka masih tetap jalan sama pacar nya, kalau itu aku gak ikut campur karena itu privasi setiap orang.
Kalau dari aku, aku memang tidak menggunakan jilbab syar'i, aku gak bergamis, kadang aku pakek rok, kadang aku pakek celana. Jadi, kalau aku pribadi, jangan memaksakan kalau kita niatnya ingin hijrah tetapi memainkan agama (kok jadi dakwah gitu) karena beberapa gak semua orang juga, kadang mereka hari ini jilbab nya panjang, terus bergamis, gak tau beberapa bulan kemudian berubah haluan lagi. Hijrah itu mudah, yang berat itu istiqomah.
Ada cuitan yang ngomong nya kayak gini :
" Berjilbab syar'i tapi sayang masih pacaran "
" Berjilbab kok tapi mulut nya nyablak "
" Seharusnya jadi perempuan itu kaleman dikit"
Apa yang salah dengan itu semua ?
Toh gak da yang ganggu kalian, toh gak ada yang ngerugikan kalian, selama gak ganggu kamu dan ngerugiin kamu gak nyenggol kamu, kenapa kamu terlalu over ?
Nah, dari cuitan orang orang yang bilang gitu tadi, semakin kesini aku semakin mengerti kenapa orang kita mempermasalahkan ini, terlebih yang (katanya) "seharusnya jadi perempuan itu kaleman dikit" Berjilbab kok mulut nya suka nyablak"
Dan negara kita ini orang nya masih punya ekspetasi gender, dimana perempuan itu harus kalem, perempuan itu gak boleh begini dan gak boleh begitu, kalau ada yang berhijab dan mulut nya suka nyablak ya jangan disalahin jilbab nya dong, karena antara jilbab dan etika itu berbeda, jilbab itu kewajiban setiap perempuan dan etika adalah bagaimana perilaku nya, it's so different not same.
Jadi, kalau aku pribadi aku tetap menjadi diri aku sendiri, aku menjalankan apa yang menjadi kewajiban aku sebagai seorang muslim, aku memang gak berjilbab syar'i, aku tidak bergamis, kalau untuk jilbab alhamdulilah udah nutupin dada, walau terkadang aku pengen kayak orang orang juga yang jilbab nya di ala-alain lah. Nah inti nya be your self, being you not other people as you look. Aku tetap menjalankan sebagai seorang muslim, aku tau kewajiban aku seperti apa, batas batasan nya seperti apa, dan ingat jangan dengarin cuitan orang apalagi yang mereka lihat secara visual aja.
Oke aku akhiri dulu bacotan kali ini, semoga ada faedah nya lah, kalo otak nya jernih pasti adalah yang bisa diambil dari bacotan kali ini, oke bye!
Best Regards,
Nisah Ar
Stoped! Please stoped. Buat story sedih atau quotes galau bukan berarti aku sedih, bukan berarti galau juga, bisa jadi quotes yang pengen aku upload buat story itu ya sesuai dengan keadaan gitu, ya aku pengen aja buat story gitu. Bukan berarti galau yang terlalu berlebihan, galau mungkin iya tapi galau nya disimpan aja gausah di pamerin di sosmed, yang ada entar jadi bahan tertawaan orang. Oh cuitan orang kan begitu kadang.
***
Di satu sisi lain, aku kadang sering overthinking dengan asumsi-asumsi orang sekitar, kadang asumsi orang itu gak nyambung alias jaka sembung bawak golok. Tapi aku pribadi, nanggepin nya "oh yaudah sih, itukan asumsi mereka dan orang pun juga berhak dengan asumsi dan opini nya mereka" Tapi balik lagi ke individu nya sih, kalau aku misalkan ada orang orang yang gak cukup tau tentang aku tapi mereka sok tau aku bilang nya gini "yang tau aku secara detail ya diri aku sendiri" Kenapa orang yang sibuk dengan aku gitu, toh juga tidak ada yang mengorek ngorek dan menjelekan kamu juga. Kadang cuitan orang sering gitu (lagi dan lagi)
***
Aku mau nanya sama kalian semua makna hijrah itu yang bagaimana ? Pandangan kalian dengan kata-kata hijrah itu yang gimana ?
Apakah dengan perempuan menggunakan hijab syar'i, apakah perempuan yang mengenakan niqab atau cadar ?
Kalau dari aku pribadi makna hijrah dari aku itu adalah bagaimana kita berproses menjadi pribadi yang lebih baik dari kita sebelum nya. Memang kaitan hijrah itu berat, hijrah itu berkaitan dengan jilbab nya harus memakai jilbab syar'i, sementara aku sendiri tidak menggunakan jilbab tersebut, dan aku pribadi pun tidak terlalu fanatik dengan makna hijrah harus menggunakan pakaian gamis sementara pakaian aku sendiri gak bergamis gitu. Hijrah berkaitan dengan tidak boleh pacaran, meanwhile aku sendiri pernah pacaran, ternyata disini aku sadar dan aku bilang dengan diri aku "kamu itu berjilbab, kamu itu solat, kamu ngaji, tapi kamu pacaran " Terus kapan kamu berusaha mau berubah nya ?
Dan lagi aku bilang, setiap orang punya cara untuk merubah diri nya menjadi lebih baik anggaplah dalam artian hijrah. Hijrah itu butuh step by step gak langsung jlebb, tiba tiba kamu bergamis, tiba tiba kamu jilbab nya syar'i, nikmatilah setiap proses yang kamu sendiri nyaman dengan proses itu tanpa harus mendengarkan cuitan orang.
***
Lagi dan lagi, yang sering jadi modus yang sering muncul ketika ada seseorang yang baru banget hijrah khusus nya perempuan, kadang yang aku lihat mereka berlabel syar'i, tapi mereka masih tetap jalan sama pacar nya, kalau itu aku gak ikut campur karena itu privasi setiap orang.
Kalau dari aku, aku memang tidak menggunakan jilbab syar'i, aku gak bergamis, kadang aku pakek rok, kadang aku pakek celana. Jadi, kalau aku pribadi, jangan memaksakan kalau kita niatnya ingin hijrah tetapi memainkan agama (kok jadi dakwah gitu) karena beberapa gak semua orang juga, kadang mereka hari ini jilbab nya panjang, terus bergamis, gak tau beberapa bulan kemudian berubah haluan lagi. Hijrah itu mudah, yang berat itu istiqomah.
Ada cuitan yang ngomong nya kayak gini :
" Berjilbab syar'i tapi sayang masih pacaran "
" Berjilbab kok tapi mulut nya nyablak "
" Seharusnya jadi perempuan itu kaleman dikit"
Apa yang salah dengan itu semua ?
Toh gak da yang ganggu kalian, toh gak ada yang ngerugikan kalian, selama gak ganggu kamu dan ngerugiin kamu gak nyenggol kamu, kenapa kamu terlalu over ?
Nah, dari cuitan orang orang yang bilang gitu tadi, semakin kesini aku semakin mengerti kenapa orang kita mempermasalahkan ini, terlebih yang (katanya) "seharusnya jadi perempuan itu kaleman dikit" Berjilbab kok mulut nya suka nyablak"
Dan negara kita ini orang nya masih punya ekspetasi gender, dimana perempuan itu harus kalem, perempuan itu gak boleh begini dan gak boleh begitu, kalau ada yang berhijab dan mulut nya suka nyablak ya jangan disalahin jilbab nya dong, karena antara jilbab dan etika itu berbeda, jilbab itu kewajiban setiap perempuan dan etika adalah bagaimana perilaku nya, it's so different not same.
Jadi, kalau aku pribadi aku tetap menjadi diri aku sendiri, aku menjalankan apa yang menjadi kewajiban aku sebagai seorang muslim, aku memang gak berjilbab syar'i, aku tidak bergamis, kalau untuk jilbab alhamdulilah udah nutupin dada, walau terkadang aku pengen kayak orang orang juga yang jilbab nya di ala-alain lah. Nah inti nya be your self, being you not other people as you look. Aku tetap menjalankan sebagai seorang muslim, aku tau kewajiban aku seperti apa, batas batasan nya seperti apa, dan ingat jangan dengarin cuitan orang apalagi yang mereka lihat secara visual aja.
Oke aku akhiri dulu bacotan kali ini, semoga ada faedah nya lah, kalo otak nya jernih pasti adalah yang bisa diambil dari bacotan kali ini, oke bye!
Best Regards,
Nisah Ar
Komentar
Posting Komentar